Rabu, 29 Desember 2010

Kunci Kesuksesan

Setiap orang merindukan hidupnya mengalami kesuksesan, minimal peningkatan kesejahteraan hidup yang maksimal. Sewaktu masa kanak-kanak, kita pun sering ditanya hendak menjadi apa kelak. Menjadi pengusaha yang sukses, dokter, perawat, tentara, dan bidang professional lainnya. Kita memiliki impian yang terus berkembang sejalan dengan waktu dan usia kita. Menjelang usia yang produktif kita terus mengejar impian dan cita-cita kita, ada yang berhasil, ada yang tersandung, ada yang merngubah target impiannya. Satu hal yang dikejar adalah kesuksesan. Kita ingin sukses dimata masayarakat, yang pada akhirnya derajat sosial kita ikut terangkat. Masyarakat menghormati kita dan kita merasa puas dengan keadaan seperti itu. Benarkah demikian?

Apa kunci kesuksesan itu dan bagaimana meraihnya, itu terpenting, karena kalau tidak kita akan menyimpang dari koridor arti kesuksesan itu sendiri. Dalam kamus bahasa Indonesia, sukses merupakan kata sifat yang berarti berhasil, beruntung; lulus, dapat dicapai dengan baik. Penulis mengutip arti kesuksesan versi perjanjian lama, Yosua 1:8b “ …supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang ditulis didalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”.

Kunci kesuksesan itu sendiri sebagai berikut :

  1. Percaya diri dan berani

Ketika Yosua menggantikan Musa, Yosua merasa ragu akan kemampuannya memimpin bangsa Israel untuk memasuki tanah perjanjian. Demikian halnya dengan kita, terkadang kita meragukan kemampuan diri kita untuk hal-hal yang baru, sesuatu yang belum pernah kita jalankan dan kita alami. Namun Tuhan berjanji pada Yosua bahwa Ia akan menyertainya, hanya jika Yosua berani mempercayai kemampuannya dan berani melangkah dengan imannya untuk masa depannya, yaitu di tanah perjanjian. Untuk sukses, diperlukan kepercayaan diri kita bahwa kita mampu melakukan yang terbaik apa yang sudah dipercayakan pada kita dan keberanian untuk menerima tantangan baru yang asing bagi kita. Kepercayaan diri dan keberanian untuk melangkah dengan iman mengapai masa depan anda.

  1. Punya visi dan misi yang jelas

Visi Yosua sudahj jelas, yaitu membawa bangsa Israel memasuik tanah perjanjian. Sedangkan misinya adalah berjuang melawan bangsa-bangsa lain yang menghalangi mereka untuk menduduki tanah perjanjian. Visi dan misinya sudah jelas. Bagaimana dengan anda? Tetapkanlah visi anda terlebih dahulu, kemudian susun strategi anda dengan bijak untuk mencapai visi anda. Jangan lupa, lakukanlah dengan bijak, sebuah konotasi yang positif, bukan sikap yang negatif. Lakukanlah langkah-langkah tersebut secara bertahap, dan sang waktu memegang peranan penting. Anda akan tahu kapan yang waktu yang terbaik, tidak perlu buru-buru. Karena sikap yang terburu-buru tidak akan mendatangkan hasil yang terbaik.

  1. Tidak mudah putus asa/ gampang menyerah

Tuhan mendidik bangsa Israel melalui padang gurun selama 40 tahun, dan disanalah Ia membentuk karakter mereka untuk mempersiapkan diri mereka menerima tanah perjanjian. Jangan mudah putus asa. Bangkitlah segera. Tanah Perjanjian sudah di depan mata. Raihlah masa depan yang baik itu dengan mawas diri, tidak menyerah oleh keadaan, tidak mudah patah arang. Sesuatu yang baik membutuhkan waktu supaya kita mempersiapkan diri untuk menerimanya. Suatu waktu jika anda tidak menyerah, anda akan memperoleh hasil yang menakjubkan. Itulah janji Allah. Allah tidak ingin kita putus asa, tapi terus berjuang, seperti bangsa Israel yang sudah menerima tanah perjanjian itu sampai sekarang. Setiap perjuangan kita dicatat oleh Allah, dan hanya persoalan waktu saja kita memperolehnya. Allah menyukai perjuangan kita. Dia tidak pernah menolak perjuangan kita, sesuatu yang Ia pandang baik buat kita. Bukan berapa kali kita jatuh, tapi berapa kali kita bangkit meraih masa depan kita, itu yang diperhitungkan oleh Allah.

  1. Pergunakan talenta secara maksimal

Kebanyakan orang memiliki talenta, namun tidak tahu mempergunakannya. Hal ini sungguh disayangkan. Talenta adalah salah satu modal buat kita meraih kesuksesan. Karena biasanya bila kita diperlengkapi oleh Allah dengan sebuah talenta, Ia juga yang akan membuka jalan bagi kita. Mulailah dari hal-hal yang kecil dahulu, anda tidak akan pernah tahu selanjutnya. Terlibatlah dalam hal-hal yang anda sukai atau gemari. Segala sesuatu butuh waktu dan perjuangan. Ketika anda telah tahu talenta yang ada pada anda, mulailah mempergunakannya secara maksimal. Hasilnya akan luar biasa. Jangan berhenti mencoba jika anda merasa gagal. Tapi lakukan terus tanpa henti, anda akan melihat hasilnya yang luar biasa. Terlibatlah dalam perkumpulan-perkumpulan yang sehati dengan jiwa dan talenta anda. Perluas informasi dan pertemanan, mungkin anda akan memperoleh informasi-informasi untuk memperluas talenta anda. Jangan berhenti belajar hal-hal yang baru, terlebih lagi berkaitan dengan talenta anda.

  1. Bersikap dinamis dan up to date

Informasi-informasi selalu baru setiap hari. Teknologi-teknologi selalu diperbaharui setiap waktu. Bersikaplah dinamis terhadap kemajuan teknologi dan informasi. Mungkin kelak akan berguna bagi anda, anda tidak pernah akan tahu. Belilah buku-buku yang menarik minat anda, perbaharui terus informasi anda.Informasi itu akan turut memberikan kontribusi bagi hidup anda, karena itu “up to date” pembelajaran anda. Berilah diri anda penuh dengan wawasan, karena itu akan membantu diri anda berkembang lebih baik lagi. Kesuksesan tidak lagi hal yang tabu bagi anda, karena diri anda pun sedang berkembang. Selamat menuju kesuksesan. Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 28 Desember 2010

Sebuah ilustrasi kehidupan

Aku adalah sebuah ranting.Aku tidak tahu ranting apakah aku ini. Aku begitu kurus dan lemah. Seluruh tubuhku penuh penyakit. Aku tidak dirawat, aku dibiarkan bertumbuh liar. Sinar matahari yang terik membuatku kepanasan, aku haus tapi tidak menemukan air. Sebentar lagi aku pasti mati. Adakah orang yang mau menolongku?

Hari demi hari terus berlalu. Ranting ini keadaannya semakin buruk. Ia ingin menyerah dalam hidupnya. Namun tiba-tiba ada seorang penolong yang memindahkannya pada sebuah pokok. Ranting ini berpikir pastilah orang tersebut memotongnya dan membuangnya kedalam api.

Tapi lihatlah, ternyata aku dicangkokan pada sebuah pokok. Kelihatannya pokok ini sehat dan kuat. Tapi apakah aku bisa hidup dalam keadaan sekarat? Awalnya aku tidak mengerti, tapi aku percaya pada penolong ini.

Satu bulan berlalu..Keadaan ranting ini mulai menunjukkan hasilnya. Tubuhnya lebih bersih dan sehat. Rantingpun berterima kasih pada penolong itu.

Sekarang aku telah sehat, dedaunan banyak tumbuh ditubuhku . Aku bangga sekali melihat diriku.Setiap hari aku diberi pupuk, disirami air. Aku benar-benar sehat berada pada pokok ini.

Tapi, mengapa penolong itu membuang daun-daunku? Bukankah mereka itu indah dan segar? Aku tidak mengerti.

Eh…lihatlah tetanggaku, mereka menghasilkan sesuatu. Bukankah itu yang namanya buah? Alangkah cantiknya buah-buah itu. Bagaimana rasa buah itu yah? Mengapa aku tidak seperti mereka? Tubuhku hanya dedaunan saja dan belum berbuah. Apa yang salah yah? Coba aku tanyakan pada tetanggaku.

Hai sobat, engkau kelihatan indah sekali. Tubuhmu segar dan sehat, dan engkau telah berbuah. Apa sih rahasianya?

Sobatku, bersabarlah! Akan ada masanya engkau pun berbuah seperti diriku. Aku bisa berbuah bukanlah karena kemampuanku sendiri, tapi karena aku bergantung pada pokok ini dan penolong itu. Merekalah yang telah membuatku berbuah-buah. Sebelum aku berbuah, berkali-kali dedaunanku dipotong, awalnya aku tidak mengerti. Namun sekarang lihatlah hasilnya. Luar biasa bukan?

Percayalah pada penolong itu. Ia akan terus merawatmu dan mengusahakan agar engkau berbuah, asal engkau tetap tinggal pada pokok ini. Biarkanlah ia membersihkan dirimu dalam masanya, sehingga engkaupun akan berbuah sesuai waktunya.

Oya, satu hal lagi. Janganlah engkau seperti yang lainnya, mereka tidak menghasilkan buahnya pada waktunya dan akhirnya mereka harus ditebang dan dibuang kedalam api. Dan yang perlu kau ingat, hasil buahmu bukanlah untuk dirimu sendiri, tetapi harus bisa dinikmati olah orang lain. Mereka lah yang dapat merasakan apakah buahmu manis atau asam, baik atau buruk. Dan janganlah engkau membanggakan dirimu sendiri, tapi ingatlah bahwa pokok dan penolong itulah yang telah banyak membuatmu berbuah.

Terimakasih sobatku, engkau telah membuatku mengerti . Sekarang aku tidak perlu khawatir lagi untuk dibersihkan. Aku mau tetap tinggal pada pokok ini dan terus menghasilkan buah pada musimnya. Amin. ( Yoh 15 )

Minggu, 26 Desember 2010

Hadiah Terindah

Saya meletakkan gagang telepon dan berpaling ke arah orang tua saya. "Kata Dr. Wallwork, aku bisa pulang untuk merayakan Natal." Kami tersenyum bersama seakan-akan perkataan dokter itu adalah berita baik, tetapi kami tahu bahwa hal itu bukanlah berita baik.

Saat itu tanggal 22 Desember 1980. Sudah beberapa bulan ini kami tinggal di suatu tempat yang disebut Life Row. Gedung ini merupakan apartemen yang berdekatan dengan Rumah Sakit Stanford di Palo Alto. Di tempat inilah pasien seperti saya menunggu donor organ tubuh yang dapat digunakan untuk tranplantasi. Pada usia 18 tahun, saya menanti-nantikan jantung yang baru.

Ibu menelepon nenek yang berada di rumah kami di Napa, California. "Kami akan pulang!" katanya. "Mari kita merayakan Natal dengan baik!"

Kami bertiga menyiapkan semua barang dan masuk ke mobil Dodge Magnum kami. Hati kecil saya berharap ini bukanlah masa liburan. Saya ingin merasakan nikmatnya berada di rumah, tetapi kami semua tahu bahwa tanpa jantung yang baru hari kematian saya akan semakin dekat. Apa gunanya merayakan Natal?

Tetapi, bagaimanapun juga, kami akan pulang. Saya memutuskan bahwa saya akan berusaha menyenangkan keluarga -- saya yakin mereka pun berusaha menyenangkan hati saya.

Pemandangan di luar mobil sangat menyenangkan. Tinggal di rumah sakit selama berbulan-bulan adalah saat-saat yang berat. Bagi remaja seperti saya, dinding-dinding yang berwarna putih dan bau antiseptik benar-benar telah membuat saya muak. Sekarang, semua warna, suara, bahkan bau knalpot terasa sangat menyenangkan. Dua tahun belakangan ini adalah masa yang sangat sulit. Saya lahir dengan kondisi jantung yang kurang baik, tetapi tidak terlihat saat saya bayi. Saya menjalani kehidupan yang normal. Masa SMU saya penuh dengan teman-teman, ektrakulikuler, dan olahraga. Kehidupan sangat menyenangkan.

Saat masuk kuliah saya mulai mengalami beberapa kali gagal jantung. Sekarang pun, duduk di bangku mobil, saya dapat merasakan jantung lemah saya berdetak dengan susah payah di dada. Ia tidak akan bertahan lebih lama lagi.

Seiring perjalanan pulang yang cukup jauh, saya mencoba untuk berkonsentrasi pada hal-hal indah yang telah saya terima. Pertama, dokter kami berhasil memasukkan saya ke dalam program tranplantasi di Stanford. Kemudian, ketika sepertinya tidak akan mungkin memperoleh uang yang cukup untuk operasi, seluruh warga Napa datang menolong. Mereka menjual kue dan mengadakan berbagai program pengumpulan dana lainnya. Teman, saudara, dan bahkan orang yang tidak kami kenal pun ikut menyumbangkan darahnya. Saya ingin bersyukur atas semua ini, tetapi semua itu tidak akan terlalu berdampak jika saya tidak memperoleh jantung yang baru.

Ayah berbelok masuk ke jalan-jalan kota Napa yang sudah tidak asing lagi bagi saya. Tak lama kemudian kami tiba di pekarangan rumah putih kami. Pintu depan terbuka dan nenek lari keluar.

"Kembali! Kembali!" Nenek berteriak.

"Apa?"

"Mereka telah mendapatkan sebuah jantung!" teriaknya. "Mereka telah berusaha mencari kalian! Polisi lalu lintas telah berusaha mengejar kalian bahkan berita ini telah disiarkan di radio!"

" Mereka telah mendapat sebuah jantung?" kata ayah, seakan-akan tidak dapat mempercayainya.

"Ya, tetapi mereka hanya dapat menjaganya sampai pukul 4:30! Dan, sekarang sudah pukul 3:25!"

Kami saling berpandangan dengan kaget. Perjalanan kembali ke Palo Alto membutuhkan waktu satu setengah jam. Tetapi nenek telah memikirkannya. "Kami telah menyewa pesawat," ucapnya.

Saat nenek berbicara, sebuah mobil polisi datang. "Masuklah!" ucap sang polisi. "Kita menuju ke lapangan udara Napa!"

Pertarungan kami melawan waktu pun dimulai. Polantas berhasil membawa kami ke lapangan udara dan pilot pesawat Cessna Skyhawk berhasil menerbangkan kami sampai ke Palo Alto. Sebuah mobil ambulans telah menunggu kami di landasan pacu untuk membawa kami ke rumah sakit.

Kami tiba di rumah sakit pada pukul 4:26, hanya tersisa waktu 4 menit!

Di ruang operasi mereka mulai memberikan berbagai obat yang dibutuhkan tubuh saya agar tidak melawan jantung yang baru. Kemudian saya mendengar nama saya diucapkan di radio. Pembaca berita meminta para pendengarnya untuk memanjatkan doa sejenak bagi saya karena operasi akan segera dilakukan. Saat itu saya pun ikut berdoa.

Ibu dan ayah menunggu saya. "Ayah rela memberikan apa aja untuk menggantikan tempatmu, Nak," ucap ayah.

Ibu menempelkan telinganya di dada saya yang berdebar dengan kerasnya. "Ibu dapat mendengarnya," ucap ibu.

"Esok, suaranya akan berbeda," jawab saya. Kemudian saya menyerahkan kepada ibu sebuah kartu yang selama ini saya pegang, kutipan dari Yehezkiel 36:26 "Aku memberikan hati yang baru dan roh yang baru dalam hatimu."

Dua hari berikutnya terasa kabur. Pada hari kedua, saya tahu bahwa saya berada di kamar UGD khusus untuk pemulihan pasien yang baru saja menjalani transplantasi. Suster saya, Seana, memberitahukan bahwa operasi berjalan sukses.

Pada hari berikutnya saya sudah dapat duduk di tempat tidur. Dada saya terasa sangat sakit karena dibedah. Tetapi, ada satu hal yang berbeda. Untuk pertama kalinya dalam 2 tahun ini, saya tidak dapat merasakan hati saya!

Keluarga saya berkumpul di sisi luar kaca kamar. Mereka harus mengenakan baju steril, sarung tangan, dan masker wajah yang terlihat konyol, dan mereka hanya boleh masuk berdua-berdua. Namun, mereka tetap ingin menjenguk!

"Dan," ucap ibu. "Selamat Natal!"

Natal. Ini adalah Hari Natal. Padahal, beberapa hari yang lalu saya merasakan tidak ada gunanya merayakan Natal. Sekarang saya punya alasan untuk merayakannya!

Dengan tangan bergetar ibu menyerahkan Alkitab saya ke tangan saya. Kami bersama-sama membuka Lukas pasal 2, dan setiap orang diam saat kami membacakan kisah kelahiran Yesus.

Setelah itu, Seana membawakan setumpuk surat yang ditujukan kepada saya. Semua kartu -- banyak kartu berasal dari orang yang tidak saya kenal -- yang menyatakan bahwa mereka berdoa bagi saya. Saya merasa sangat tersentuh. Kami membuka dan membacakan setiap surat.

Akhirnya saya tiba pada sebuah surat dengan cap pos dari daerah barat. Saya terdiam, terlalu kaget untuk dapat berbicara. "Dan, ada apa?" ayah bertanya. Dengan terisak-isak saya membacakan surat tersebut.

Dan yang terkasih,

Sekalipun kami tidak mengenalmu, saya dan suami saya merasa sangat dekat dengan keluargamu. Anak kami satu-satunya, Lloyd, adalah donormu. Menyadari bahwa kamu memiliki jantungnya membuat kami lebih ringan menanggung rasa kehilangan kami.

Dengan penuh kasih,
Paul dan Barbara Chambers

Saya tidak dapat lagi menahan air mata saya. Dan, tiba-tiba saja segalanya menjadi jelas alasan sebenarnya mengapa saya harus merayakan Natal. Dalam kematian satu-satunya anak keluarga Chambers telah memberikan kehidupan kepada saya. Dalam kematian-Nya, Anak Allah satu-satunya telah memberikan kehidupan-Nya kepada kita, kehidupan kekal. Ingin rasanya saya meneriakkan rasa syukur karena Yesus Kristus telah lahir!

"Terima kasih, Tuhan!" kata saya. "Dan diberkatilah kamu," ujar saya saat memikirkan anak muda yang telah menandatangani kartu donor yang telah memberikan hadiah Natal terindah. "Diberkatilah kamu, Lloyd Chambers."

Kehidupan setiap orang adalah rencana Allah.

MUJIZAT NYANYIAN SEORANG KAKAK

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.

Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!

Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.

Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.

Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta

Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.

Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.

Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia d ice gat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.

Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring “… You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey …” Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.

You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya … The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur … I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same … Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.

Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur lelap.

Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.

Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.

Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love you”.

Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri orang lain …
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah …
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan …

Jumat, 24 Desember 2010

Dua Bayi di Dalam Satu Palungan

Dua warga Amerika memenuhi undangan Departemen Pendidikan Rusia untuk mengajar moral dan etika yang berdasarkan prinsip-prinsip Injil di sebuah panti asuhan. Di Panti asuhan yang merupakan program kepedulian pemerintah tersebut, tinggallah kira2 seratus anak lelaki dan perempuan terlantar yang menerima perlakuan kejam dari orangtuanya dan korban perlakuan tidak adil lainnya. Kedua warga Amerika tersebut menceritakan pengalaman mereka berikut ini. Saat itu mendekati musim liburan tahun 1994 saatnya bagi anak-anak yatim piatu untuk pertama kalinya mendengarkan cerita tradisional tentang Natal.

Mereka bercerita tentang Maria dan Yusuf yang tiba di Betlehem dan ternyata tidak mendapat kamar di penginapan. Lalu pasangan ini pergi ke sebuah kandang, di mana akhirnya bayi Yesus dilahirkan dan diletakkan dalam sebuah palungan. Anak-anak dan staf panti asuhan mendengarkan alur cerita dengan penuh kekaguman. Beberapa di antaranya duduk di ujung kursi tanpa sandaran, mencoba memahami setiap kata dari cerita tersebut. Setelah selesai bercerita, dua warga AS tersebut memberi anak – anak itu tiga buah karton kecil untuk membuat sebuah palungan sederhana. Setiap anak diberi sehelai kertas berbentuk bujursangkar kecil yang diperoleh dari menggunting lap kuning yang warga AS itu bawa, sebab tidak ada kertas berwarna di kota itu. Anak – anak mengikuti instruksi dengan menyobek kertas dan dengan hati-hati ,meletakkan jajaran sobekan kertas di dalam palungan sebagai jerami. Guntingan kain flannel yang diperoleh dari gaun malam bekas digunakan sebagai selimut bayi. Sebuah boneka bayi pun telah disediakan dari Amerika.

Semua anak yatim piatu sibuk membuat palungan mereka, sementara sang relawan berkeliling untuk me-lihat-lihat siapa tahu ada yang butuh bantuan. Semua berjalan lancar ,sampai relawan AS itu mendapati satu meja di mana Misha kecil berada. Ia tampaknya berusia kira – kira enam tahun dan telah menyelesaikan pekerjaannya. Ketika ditengok ke dalam palungan anak laki – laki itu, si warga AS itu tercengang melihat ada dua bayi dalam palungan, bukan hanya satu.

Dengan cepat dipangginya l penerjemah untuk menanyakan anak itu mengapa ada dua bayi dalam palungan yang dibuatnya. Sambil melihat memandangi palungannya itu, anak itu mulai mengulangi cerita yang didengarnya tadi dengan amat serius. Untuk anak sekecil itu, yang mendengar cerita Natal hanya sekali, ia menceritakannya dengan cermat …. Sampai tiba pada bagian di mana Maria meletakkan Yesus di palungan. Misha membuat akhir cerita menurut versinya sendiri, sewaktu ia berkata : Dan ketika Maria membaringkan bayi itu dalam palungan. Yesus memandangku dan bertanya kepada saya apakah saya punya tempat tinggal. Saya berkata kepada-Nya bahwa saya tidak punya papa dan mama, jadi saya tidak punya tempat tinggal. Kemudian Yesus berkata kepada saya bahwa saya dapat tinggal bersama-Nya.

Tetapi saya bilang saya tidak bisa begitu karena saya tidak punya hadiah untuk diberikan kepada-Nya, seperti halnya yang dilakukan anak-anak lain. Tetapi saya sangat ingin tinggal bersama Yesus, jadi saya berpikir, apa ya milik saya yang dapat saya gunakan sebagai hadiah. Maka saya lalu bertanya kepada Yesus : “Jika saya memberi-Mu kehangatan, apakah hal itu merupakan hadiah yang cukup baik?” Dan Yesus menjawab: “Jika kamu memberi-Ku kehangatan, hal itu adalah hadiah terbaik yang pernah Ku-terima.” Maka saya masuk ke dalam palungan dan kemudian Yesus memandangku dan Dia berkata bahwa saya dapat tinggal bersama-Nya…. selamanya.”

Ketika Misha kecil mengakhiri ceritanya matanya berlinangan penuh air mata yang menetes ke pipinya. Ia menutup mukanya dengan kedua tangannya, menelungkupkan kepalanya ke atas meja dan ia menangis tersedu sampai bahunya ter-guncang-gunjang . Anak yatim piatu yang kecil itu telah menemukan “seseorang” yang tidak akan pernah menelantarkan atau memberikan perlakuan buruk kepadanya, ….. seseorang yang akan tinggal bersamanya … selamanya.

“Saya telah belajar dari kejadian ini,” si pengajar Amerika mengakhiri ceritanya….., “…ternyata yang lebih berharga dalam hidup ini adalah … Siapa yang kumiliki bukan… Apa yang kumiliki !”

God Bless You

Sebuah kisah renungan natal yang dapat memotivasi orang untuk lebih dekat kepada Allah. Kisah ini diambil dari berbagai sumber tanpa mengurangi dan menambahkan isi dari cerita. Selamat menjelang Natal.

Rahasia dibalik Lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh

Matius 25:1-4 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Kisah tentang lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh adalah sebuah gambaran apa yang akan terjadi di kemudian hari bahkan sampai hari kedatangan-Nya yang kedua kali melalui sebuah perumpamaan. Dalam beberapa perumpamaan lain, kita menemukan bahwa Tuhan Yesus menceritakan makna dari perumpamaan yang di ceritakannya kepada murid-murid-Nya, namun untuk kisah ini dan perumpamaan tentang akhir zaman lainnya, Tuhan Yesus tidak menceritakan maknanya, mengapa? Itu karena perumpamaan ini menceritakan sebuah rahasia yang belum terjadi pada saat itu namun pasti akan terjadi kelak.

Saudaraku, entah mengapa beberapa minggu ini saya sangat tertarik dengan perumpamaan ini dan berusaha menyelidiki dan merenungkannya dan saya menemukan bahwa inti dari kisah ini adalah Tuhan sedang menceritakan tentang keadaan umat/gereja Tuhan pada saat ini dan masa yang akan datang.
Perumpamaan ini menceritakan bahwa suatu saat umat Tuhan terbagi atas dua kelompok yaitu kelompo gadis yang bodoh dan kelompok gadis yang bijaksana. Maaf, saya tidak sedang berusaha memilah-milah mana gereja yang seperti gadis bijaksana dan mana yang seperti gadis bodoh, tetapi biarlah kita mengoreksi diri sendiri kita termasuk kelompok yang mana.

Saudaraku, kalau kita perhatikan sebenarnya kisah ini menceritakan tentang apa yang akan terjadi pada gereja Tuhan sejak gereja mula-mula sampai pada kedatangan Yesus pada kali yang kedua. Namun sebelum kita melangkah lebih jauh kita mesti mengerti dahulu sebagai berikut:

- Gadis adalah gambaran dari gereja Tuhan.
- Pelita adalah gambaran dari firman Tuhan.
- Minyak adalah gambaran dari urapan Roh Kudus.

Sebenarnya, sejak berdirinya gereja-mula-mula seluruh jemaat Tuhan dipenuhi oleh Roh Kudus. Kita perhatikan ayat dibawah:

Kisah Para Rasul 2:1-4 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Peristiwa ini menceritakan tentang gereja mula-mula yang di penuhi oleh Roh Kudus. Ini sama dengan kesepuluh gadis yang pada mulanya di perlengkapi dengan lampu dan minyaknya. Memang pada Matius 25: 3 dinyatakan bahwa gadis-gadis bodoh tidak membawa minyak. Hal ini bukan berarti pelita mereka tidak memiliki minyak, mereka dikatakan gadis bodoh karena mereka tidak membawa/menyediakan buli-buli yang berisi minyak. Pelita mereka juga memiliki minyak dibuktikan pada ayat dibawah:

Matius 25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

Pelita hampir padam membuktikan bahwa sebelumnya pelita mereka memiliki minyak namun hampir padam karena minyaknya hampir habis.
Kembali ke topik, ketika Roh Kudus dicurahkan pertama sekali, seluruh umat Tuhan dipenuhi oleh Roh Kudus. Itu ibarat pelita kesepuluh gadis yang mula-mula menyala karena ada minyak di dalamnya. Betapa dahsyatnya kala itu karena pelita itu benar-benar bercahaya yang artinya firman Tuhan itu benar-benar dahsyat dan berkuasa. Firman itu bukan hanya menjadi rhema tetapi juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar. Mujizat terjadi dengan heran, hamba-hamba Tuhan seperti Petrus, Yakobus Yohanes dan yang lainnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Itulah kalau pelita itu bercahaya, akan memberi pengaruh dan menerangi bagi orang disekitarnya.

Namun pada perkembangan selanjutnya ada sekelompok umat Tuhan yang tidak mempertahankan dan menyediakan hatinya untuk senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus. Ini adalah gambaran dari lima gadis yang tidak menyediakan dan membawa buli-buli persediaan minyak. Mereka menganggap sepele sehingga tidak perlu persediaan minyak. Kelompok ini adalah orang-orang yang tidak menyadari betapa pentingnya Roh Kudus, bahkan mereka memandang sepele karunia-karunia Roh Kudus. Bagi mereka yang terutama adalah firman Tuhan, itulah pelita, sementara karunia-karunia Roh Kudus tidak perlu. Bahkan beberapa diantara mereka mengolok-olok kelompok yang mengandalkan karunia-karunia Roh Kudus. Yang anehnya mereka percaya kalau Roh Kudus ada, namun mereka menolak hasil karya-Nya.

Sementara itu lima gadis bijaksana adalah kelompok umat Tuhan yang senantiasa menjaga dan mempertahankan urapan Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya. Mereka bergaul erat dan bersekutu intim dengan Roh Kudus dan hidup mengandalkan karunia-karunia Roh Kudus. Maaf, sekali lagi saya tidak berusaha menghakimi siapapun, sekali lagi saya katakan biarlah kita mengoreksi diri sendiri berada pada kelompok yang mana. Itulah sebabnya pada kelompok ini mujizat terjadi secara luar biasa dan heran karena pelitanya tetap menyala dan tidak padam. Firman dan Roh Kudus adalah ibarat sepasang sayap yang membawa umat Tuhan terbang tinggi terpisah dari dunia ini. Firman tanpa Roh Kudus ibarat sayap tunggal yang tidak akan bisa membawa umat Tuhan terbang tinggi menjauhi pengaruh-pengaruh dunia ini.
Namun pada tahapan selanjutnya kesepuluh gadis ini tertidur. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:
Matius 25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Saudaraku, sebelum Tuhan Yesus terangkat ke surga murid-murid-Nya bertanya “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” ini dapat kita temukan pada Kisah para rasul 1:6. Hal itu menunjukkan bahwa fokus utama gereja mula-mula adalah menantikan kedatangan Yesus sebagai Raja. Ini adalah gambaran dari kesepuluh gadis yang menantikan mempelai Pria.

Namun karena lama mempelai itu tidak datang akhirnya mereka tertidur. Tertidur menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan fokus mereka. Fokus semula adalah menantikan kedatangan Tuhan berganti ke hal lain. Bahkan kerohanian pernah benar-benar tertidur pulas, gereja benar-benar tertidur karena fokusnya bukan lagi menantikan kedatangan Tuhan. Mereka sudah masuk kedalam ranah politik dan kekuasaan. Itu terjadi selama ratusan tahun yang lebih di kenal dengan masa zaman kegelapan, pelita benar-benar hampir padam karena kehabisan minyak. Hanya sangat sedikit orang yang masih murni dan berjuang didalam jalan Tuhan.

Dan hal itu terjadi sampai saat ini, gereja masih tertidur dari fokus utama. Memang kita telah lepas dari zaman kegelapan dan masuk ke zaman baru yaitu zaman modernisasi. Namun perubahan itu tidak membuat gereja Tuhan kembali ke fokus mula-mula. Saat ini gereja Tuhan sibuk dengan urusan kepentingan pribadi. Modernisasi membuat manusia masuk kepada hidup yang mementingkan diri sendiri dan hal itu telah memasuki gereja Tuhan. Masing-masing gereja sibuk menganggap dirinyalah yang paling benar. Gereja tidak bersatu, mereka sibuk dengan urusan sendiri bahkan banyak kita temukan antara gereja yang satu dengan gereja yang lain ribut karena berebutan lahan dan berebutan jemaat. Mereka menganggap jemaat adalah milik mereka, bukan milik Tuhan Yesus sehingga merasa sangat tersinggung dan marah kalau jemaatnya di rebut oleh orang lain. Bahkan fokus pemberitaan injil mulai berubah, dahulu injil diberitakan untuk menjala jiwa-jiwa yang belum mengenal dan menerima Yesus, sekarang yang di jala bukan orang yang belum mengenal Yesus melainkan domba dari gereja lain. Gerejapun sudah mulai hitung-hitungan untung dan rugi. Kalau untung di pertahankan, kalau rugi ditutup dan pindah ke lokasi lain dan membujuk jemaat gereja lain untuk masuk ke gerejanya dengan berbagai fasilitas menarik.

Kalau kita bandingkan dengan gereja mula-mula yang pada saat itu keadaannya masing“bangun”, keadaannya sungguh berbeda. Mereka tidak menganggap bahwa jemaat adalah milik mereka. Mereka menganggap bahwa semuanya adalah milik Tuhan Yesus. Tugas mereka hanyalah menjaga dan merawat. Jadi tidak satupun diantara mereka yang berselisih. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

I Korintus 3:3-7 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Itulah kondisi tertidur yang terjadi pada saat ini karena gereja sibuk dengan diri sendiri. Namun ditengah-tengah ketertiduran gereja ada sekelompok jemaat yang berjaga-jaga dengan minyaknya dan ada sekelompok yang tidak berjaga-jaga dengan minyak. Hal ini terjadi sampai hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Namun pada saat sangka-kala kedatangan Tuhan berbunyi, kelompok yang tidak menyediakan bahkan tidak memperdulikan minyak ini menyadari bahwa mereka telah berbuat kesalahan dan bahwa ternyata mereka memerlukan minyak yaitu urapan Roh Kudus.

Yang menjadi pertanyaan, kenapa minyak (urapan Roh Kudus) benar-benar di butuhkan? Jawabannya ada pada ayat dibawah:

Yohanes 4:23-24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Tanpa urapan Roh Kudus kita tidak bisa menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Roh Kuduslah yang membuat kita mampu melakukannya. Kita tidak cukup menyembah dengan akal budi, kita juga harus menyembah dalam roh. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Korintus 14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

Menyadari kesalahannya, kelompok ini akan berusaha mencari minyak namun tidak mendapatkannya.

Matius 25:9-11 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!

Pada ayat diatas tidak di jelaskan kalau mereka memperoleh minyak. Asumsi saya adalah mereka memang tidak menemukan penjual minyak sebab hari sudah larut malam. Demikian juga halnya pada hari kedatangan Tuhan, Roh Kudus tidak akan ada lagi didunia ini. Roh Kudus akan ditarik bersamaan dengan pengangkatan orang-orang kudus-Nya.

Oleh sebab itu sebelum terlambat, mari kita koreksi diri kita. Pada kelompok manakah kita? Apakah kita kelompok gadis bodoh atau gadis bijaksana? Selagi masih ada waktu mari kita koreksi diri kita dan jadilah seperti gadis-gadis bijaksana sebab kedatangan Tuhan sudah sangat singkat. Sekali lagi saya katakan, kedatangan Tuhan Yesus sudah-sudah sangat dekat. Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 23 Desember 2010

20 Berkat

1. mengapa saya berkata “Saya tidak bisa” jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?

4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31) ?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom 8:37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? ” Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! ” (Mazmur 46:11a)

Doa yang menggetarkan hati Tuhan


Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Saudaraku terkadang kita bosan dan menjadi berhenti berdoa karena sudah lama berdoa namun tidak menerima jawaban dari doa itu. Akhirnya kita tidak berdoa sama sekali bahkan menjadi ragu apakah Tuhan itu ada atau tidak. Bila Tuhan itu ada kenapa doaku tidak dijawab-jawab juga?

Orang yang bijaksana adalah orang yang tidak hanya menuntut melainkan juga orang yang mau mengoreksi diri sendiri. Mengapa Tuhan tidak menjawab doa kita? Mari kita koreksi diri kita, mari kita perhatikan doa kita. Apakah doa kita hanya untuk kepuasan dan kepentingan diri sendiri? Jika ya maka janganlah heran kalau doa kita tidak dijawab oleh Tuhan.

Kami pernah mendengar seseorang berdoa agar memiliki mobil, rumah dll. Memang kami tidak berani mengatakan hal itu salah karena Tuhan juga berkata “mintalah maka kami kamu akan menerima”, tetapi doa yang demikian tidak menjadi prioritas Tuhan untuk menjawabnya karena doa itu doa yang mengandung kedagingan.

Mengenai berdoa kita dapat meneladani doa Salomo. Suatu waktu Salomo memberikan persembahan kepada Tuhan. Ia mempersembahkan seribu korban bakaran kepada Tuhan. Sebagai hasilnya Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam suatu mimpi dimana Tuhan memberi kesempatan kepada Salomo untuk meminta sesuatu dari Tuhan. Itu dapat kita baca di I Raja-Raja 3:1-5. Namun yang sungguh menakjubkan hati Tuhan adalah Salomo tidak meminta kekayaan dan umur yang panjang. Salomo hanya meminta hikmat yaitu hati yang faham menimbang dan membedakan yang baik dan jahat dimana dengan hikmat itu ia dapat menghakimi dan memerintah Israel dengan adil. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Raja-raja 3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"

Salomo tidak meminta sesuatu untuk kepentingannya sendiri. Salomo berdoa untuk kepentingan orang banyak dan itulah sebabnya hati Tuhan tergerak dan menjawab doa Salomo lebih dari yang diminta. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Raja-Raja 3:11-13 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.

Oleh sebab itu saudaraku, apakah saudara rindu doa saudara menggetarkan hati Tuhan? Jika ya maka berdoalah untuk bangsa dan negara, berdoalah untuk jiwa-jiwa yang terhilang, berdoalah untuk keluargamu, berdoalah untuk mereka yang sedang menderita dan sakit, berdoalah buat hamba-hamba Tuhan dsb, maka hati Tuhan akan tergetar dan menjawab lebih dari yang saudara minta. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Rabu, 22 Desember 2010

Mau diberkati? Memberkatilah terlebih dahulu

Amsal 22:9 Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.

Di zaman yang serba modern ini sungguh jarang kita temukan orang yang baik hati. Kebanyakan sekarang adalah egoisme yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak banyak yang mau peduli dan memikirkan orang lain. Rata-rata saat ini orang berlomba-lomba memperkaya diri sendiri, itulah sebabnya Korupsi tumbuh dengan subur. Uang yang seharusnya dipakai demi kesejahteraan orang banyak, dipakai untuk kepentingan diri sendiri.

Sesuai dengan konteks ayat pembuka diatas, yang dimaksud dengan orang baik hati adalah orang yang mau berbagi rezeki kepada orang lain, terutama orang miskin. Yang menjadi renungan bagi kita adalah, apakah kita pernah dan sering dengan tulus berbagi rezeki kepada orang lain, terutama mereka yang hidupnya lebih susah dari pada kita? Jika ya, maka kita adalah termasuk orang yang baik hati sesuai dengan konteks ayat renungan kita hari ini.

Saudara, pada hari melalui ayat renungan ini, ada satu hal pelajaran penting yang dapat kita lihat, yaitu kalau kita mau di berkati maka kita harus memberkati. Di berkati dan memberkati mempunyai kaitan yang erat. Kita tidak mungkin di berkati kalau kita tidak memberkati. Hal itu dikuatkan oleh ayat dibawah ini.

Lukas 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Oleh sebab itu, apakah saudara mau diberkati? Maka jadilah berkat terlebih dahulu. Amin

Selasa, 21 Desember 2010

Andai Titanic Mendengar

Amsal 3:11 - Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkaubosan akan peringatan-Nya.

Mazmur 119:144 - Peringatan-peringat an-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah akumengerti, supaya aku hidup.

Ketika melihat para awak kapal mengangkat bagasi dari bawah, Nyonya Albert Caldwelbertanya, “Benarkah kapal ini tidak bisa tenggelam?” “Benar, Nyonya,” jawab salah seorang diantaranya. “Bahkan, Tuhan sendiri tak mungkin menenggelamkan kapal ini.”

Dua
hari kemudian, kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Southampton, Inggris, menuju New York itu memasuki kawasan Grand Banks, sebuah kawasan berbahaya karena banyak gunung es bawah laut. Pada 14 April 1912, dua puluh menit sebelum pukul 24.00 malam, kapal pesiar mewah, Titanic, menyerempet gunung es dan akhirnya tenggelam tiga jam kemudian.

Awalnya, Frederick Fleet, petugas menara pengintai melihat sesuatu yang gelap menghadang didepan. Mula-mula kecil, lama-kelamaan bertambah besar. Ia segera membunyikan bel bahaya. “Fleet, apa yang kamu lihat?” Tanya kapten kapal. “Gunung es didepan,” “Terima kasih,” jawab suara itu lagi, santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bahkan, ketika kapal menyerempet gunung es itu, sang kapten, Edward J. Smith, sama sekali tidak mengurangi kecepatan kapal. Titanic tetap melaju dengan kecepatan 22,5 knot, sekitar 45 km per jam, tanpa ada gerakan menghindari maut yang menanti didepan. Kapal mewah yang mengklaim diri “tidak bisa tenggelam” itu seolah-olah ingin menguji dirinya sendiri melawan gunung es raksasa.

Sungguh ironis, Titanic justru karam
dalam pelayaran perdananya! Bahkan Thomas Andrew, si pencipta kapal itu sendiri tidak mampu menyelamatkan kapal rancangannya. Hanya 705 orang penumpang yang selamat, itu pun diselamatkan oleh kapal tua Carpathia yang kebetulan lewat.

Seringkali kita jumpai, kesombongan membuat sebagian orang sulit untuk menerima teguran. Mengapa teguran dan peringatan selalu diasosiasikan dengan kelemahan atau aib?

Bukankah Amsal 27:5 berkata, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yangtersembunyi.”

Bagaimanakah respons yang benar menghadapi sebuah teguran? Raja Daud
dalam Mzm 119:14 menganggap peringatan Tuhan sama bahagianya dengan menerima harta benda. Seseorang hanya bisa bertumbuh lewat masukan, teguran, bahkan peringatan dari orang lain.

Ada dua manfaat dari teguran atau peringatan. Pertama, peringatan membuat kita hidup.Andai kapten kapal Titanic mendengar peringatan bahaya dari petugas menara pengintai,mungkin saja Titanic tidak akan tenggelam. Peringatan akan meluputkan kita dari maut dan membawa pada kehidupan (Mzm 119:144). Sebaliknya, siapa yang tidak mengindahkanperingatan akan mati! (Ams 15:10). Kedua, peringatan memberi kita pengetahuan. Orangyang bersedia ditegur, pengetahuannya akan bertambah (Mzm 119:99). Ia akan bertambahbijaksana dan langkah hidupnya akan semakin tertata.

DOA: Tuhan, dalam kelemahanku, aku sering tidak siap untuk menerima teguran. Mampukanku dengan rendah hati menerima setiap masukan. Dalam Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Senin, 20 Desember 2010

Iman Seorang Anak Kecil

“Tuhan sayang,” putra kecilku berbisik, “Aku berdoa kepada-Mu berikanlah papa dan mama seorang bayi.”

Setelah berdoa selama 4 tahun meminta kepada Tuhan agar diberikan anak kedua, kami kemudian menyadari mungkin Tuhan tidak berkehendak agar kami memiliki anak lagi. Namun, setiap malam putra kecil kami Steven berdoa tanpa henti meminta seorang adik. Apa yang bisa kami lakukan untuk memintanya berhenti berdoa?

Ketika doa Steven menjadi dilema bagiku, Tuhan menunjukkan jalan-Nya kepadaku. Tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-5, saya dan Steven sedang duduk di meja makan kecil miliknya sambil menikmati selai kacang dan sandwich jelly. Steven kemudian melihat ke arahku, dan dengan tampang serius penuh kebijaksanaan ia kemudian bertanya, “Ma, pernahkah terpikir oleh mama kalau Tuhan mungkin menginginkan supaya mama hanya memiliki satu anak saja?”

“Ya, anakku. Mama sudah memikirkan hal itu,” jawabku. “Dan jika memang harus seperti itu, mama senang karena Tuhan telah memberikan mama segalanya dalam satu paket ketika Tuhan memberikan kamu, putra kecil mama.”

“Well, saya pikir yang harus kita lakukan adalah terus berdoa sampai mama sudah terlalu tua untuk memiliki bayi lagi. Dan saat itulah kita akan tahu jawabannya.”

Steven belum mengerti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berdoa sampai saya “terlalu tua”. Yang dia tahu Sarah dalam kisah Alkitab berumur 90 tahun ketika ia melahirkan Ishak. Tapi apapun hasilnya, Steven tidak mempermasalahkan jika Tuhan pada akhirnya mengatakan tidak. Putraku tahu saya juga sering berkata tidak kepadanya, namun itu tidak berarti bahwa saya tidak mengasihinya. Namun hal itu justru menunjukkan, “Kami orangtuamu, dan kami tahu apa yang terbaik bagimu.”

Tuhan telah memberikan sebuah pelajaran besar kepada saya hari itu. Melalui iman seorang anak kecil seperti Steven, Tuhan memberikan contoh kepada saya bagaimana saya harus bersikap untuk mempercayai Bapa surgawi yang begitu mengasihiku dan tahu dengan persis apa yang terbaik bagiku... dan terkadang itu berarti tetap menerima ketika jawaban yang diberikan-Nya atas doa kita adalah tidak.

Minggu, 19 Desember 2010

Hati Hamba

KU TAK DAPAT LUPAKAN
KEBAIKAN YANG KU T'RIMA
PENGORBANAN-MU YANG MULIA
JADIKAN KU BERHARGA

KAU TULUS MENERIMA
AKU APA ADANYA
KEKUATAN KASIH-MU NYATA
MEMULIHKAN HIDUPKU

REFF:
KAU BUKAN TUHAN YANG MELIHAT RUPA
KAU BUKAN TUHAN YANG MEMANDANG HARTA
HATI HAMBA YANG S'LALU KAU CARI
BIAR KAU TEMUKAN DI DALAMKU

S'LAMA KU HIDUP KU MAU MENYEMBAH-MU
S'BAB ENGKAU SANGAT BERARTI BAGIKU
YANG TERBAIK YANG ADA PADAKU
KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU
YESUSKU


Versi Bahasa Inggris
Heart of a Servant
By City Harvest Church
(Cipt. Sari simorangkir dengan judul asli Hati Hamba)


Standing in awe of Your grace
setting my feet in Your ways
entering into Your presence
to behold You face to face

God of all heaven and earth
holding me in Your embrace
unfailing love that surrounds me
Oh God i stand amazed

my Jesus my Lord
You're the love of my life
wherever You go wanna be by Your side
no longer i but Christ living in me
serving You for all eternity

my eyes set on You
in this race that i run
no longer my ways let Your will be done
Make me a servant my heart's ever true
clinging to the cross i'll follow You
i'll follow You

Telpon

Seorang mahasiswa teologia sedang menjalani praktek pelayanan di sebuah gereja yang tergolong besar di ibukota. Suatu ketika, pagi-pagi
sekali, ia telah tiba di ruang kerjanya dan mulai membenahi segala sesuatunya.
Kemarin dia baru saja diserahi tugas untuk menangani masalah konseling.
Ketika sedang berbenah-benah di ruangannya, tiba-tiba ia mendengar suara sekelompok orang dari arah pintu. Untuk membuat dirinya tampak penting di hadapan orang-orang yang barangkali akan menemuinya, maka mahasiswa itu langsung menyambar gagang telepon dan pura-pura berbicara.
"Oh, anda tidak perlu mengucapkan terima kasih pada saya. Berterima kasihlah pada Tuhan, karena campur tangan Tuhanlah penyakit kanker Ibu
lenyap," kata mahasiswa memulai aksinya, "Apa?...suami ibu juga sakit?...sakit apa, Bu? ... tumor otak? ... Pada dasarnya Ibu tidak perlu takut. Kalau ada waktu, segera bawa suami Ibu kemari, saya akan bantu mendoakannya. Tumor itu kecil, Bu. Buktinya, bukankah telah Ibu
rasakan? Sekali saya mendoakan Ibu, penyakit kanker yang Ibu derita lenyap," tambah mahasiswa itu dengan gaya yakin.
Mahasiswa itu lalu meletakkan gagang telepon dan dengan bangga menatap sekelompok orang yang berdiri terheran-heran di depan pintunya.
"Well, apa yang bisa saya bantu untuk Saudara-saudara?" tanya mahasiswa itu.
"Kami disuruh Bapak Pendeta untuk memperbaiki telepon di ruang kerja anda, karena dari kemarin belum juga berfungsi."

Tuhan ada dimana?

Suatu hari seorang guru agama sedang melakukan ujian lisan
dengan beberapa murid dikelas nya :
Guru : Haris kamu tau ngga, ada berapa agama yg ada di Indonesia...?
Haris : ada banyak Buuu, ada Islam ada Kristen,Budha,Hindu,Konghucu
dll
Guru : Baguuus.
Guru : haris kamu tau nggaK Tuhan itu ada dimana...?
Haris :.??...anu bu,... ada di kamar mandi...!
Guru : lho kok di kamar mandi..???
Haris : iya Bu tadi pagi ketika saya antrian mau mandi, Ayah teriak dari luar sambil bilang "YA TUHAN....LAMA SEKALI KAMU DI DALAM"

Sayang papa

Suatu sore seorang Bapak sedang istirahat di beranda rumah mereka, dia asyik terlibat pembicaraan dengan anaknya
Bapak : Kalau bapak sudah tua nanti, apakah Andy masih sayang sama papa ?
Andy : Tentu papa, kalau Tuhan memberkati Andy, dan hidup Andy jadi kaya raya, Andy mau belikan papa peti mati yang bagus.....mosok kemarin papa teman Andy meninggal dibeliin peti mati yang jelek. Khan Andy sayang ama papa !
Bapak : Oohhh......dasar anak nggak tahu diri ! Belum-belum udah mikirin mati

Duluan

Pada suatu ketika terdapat dua orang bersamaan meninggal dunia yang satu seorang pilot dan yang satunya lagi seorang pendeta .."Ketika selesai dimakamkan" tibalah saatnya diperiksa oleh malaikat..!??
Malaikat.."!hei pendeta.!?"Coba ceritakan apa yang kamu lakukan selama hidupmu didunia..??
Pendeta.."Selama hidup saya mengabdikan diri saya sepenuhnya kepada tuhan dengan memberikan ceramah-ceramah keagamaan kepada ummat..!!
malaikat.." sudah kamu tunggu dulu disitu..!!?
pendeta.." baik maliakat..!!!!!!/
Malaikat.."hei pilot coba ceritakan apa yang lakukan selama hidupmu didunia..??
Pilot.." waktu saya lebih banyak menerbangkan penumpang dengan pesawat yang saya kemudikan ketempat tujuannya...!?
Malaikat.."Kamu boleh langsung masuk kesurga..!
Pendeta.." Malaikat..! saya protes tegas sipendeta,.." kenapa saya yang mengabdikan seluruh hidup saya kepada tuhan kok masih disuruh menunggu masuk surga..?!"sedang si pilot langsung disuruh masuk surga.!! "saya tidak terima...!!!?
Malaikat.."Tenang pendeta..,tahukah kamu kenapa pilot saya suruh langsung masuk ke surga sedang kamu tidak..!!?"karena ketika kamu memberikan ceramah kepada ummat belum tentu semua ummat yang mendengarkan ceramahmu langsung berdo'a kepada tuhan..!!,"Sedang kalau pilot..!! begitu pesawatnya takeoff rata-rata seluruh penumpangnya langsung berdo'a kepada tuhan.!
Pendeta..!!!!!!!!!???????????

Naik haji & baptis

Ada seorang Pastur dan Pak Haji yang akan menyeberangi sungai dan terjadi percakapan :

Pastur : Pak haji bagaimana kalau anda menggendong saya nanti kita saling bergantian..!
Pak Haji : Baiklah pastur, mari saya gendong !
Pastur : ngomong-ngomong pak haji percaya nggak kalau ada pastur yang naik haji ... ?
Pak Haji : Ah.. yang bener pastur..? yang naik haji khan hanya mereka yang muslim..! Pastur khan Kristiani...!
Pastur : Bener...! nich buktinya saya sedang naik Haji...!

( Karena jengkel maka pak haji membalas percakapan tadi. )

Pak haji : Pastur percaya nggak ada pastur yang dibaptis seorang haji..?
Pastur : ha..ha..mana ada sich pak haji ! Kalau yang membaptis itu khan hanya pastur..!
Pak haji : (Sambil menceburkan Pastur ke sungai )
Bener...! Nich buktinya saya sedang membaptis anda..!