=================
"Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh."
Hari ini mari kita belajar dari Rut. Rut adalah wanita dari bangsa Moab yang menikah dengan pria Yehuda, anak dari Naomi dan Elimelekh. Ketika suaminya meninggal, Naomi sebenarnya mengijinkannya untuk kembali ke rumah orangtuanya, karena Naomi sudah memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Tapi Rut menunjukkan kesetiaannya. Meski ia punya pilihan untuk hidup tenang di kampungnya sendiri dengan orang tua dan lingkungan yang sudah ia kenal, kesetiaannya ternyata besar. Ia lebih memilih untuk setia mengikuti mertuanya, pergi memasuki tanah yang sama sekali tidak bersahabat dengan bangsa Moab. Disana jelas ia akan mendapatkan banyak masalah, ditambah lagi ia tidak mengenal siapapun disana selain Naomi. Rut pasti tahu resikonya, tapi kesetiaan bagi Rut ternyata jauh lebih tinggi dibanding kenyamanan dirinya sendiri. Kesetiaan bukan hanya terhadap mertuanya, tapi juga kepada Allah. (Rut 1:16).
Setelah sampai disana, apa pekerjaan yang dilakukan Rut? Seperti perkiraan semula, ia mengalami kesulitan hidup tinggal di negeri yang asing. Ayat hari ini menyatakan apa pekerjaan Rut. "Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh." (Rut 2:3). Rut bekerja sebagai pemungut jelai di belakang penyabit. Ini bukanlah pekerjaan yang tinggi. Tapi Rut rela melakukannya. Sepintas kita mungkin mengira bahwa semua itu merupakan keterpaksaan karena ia tidak mempunyai pilihan lain. Tapi bukankah Rut bisa memilih untuk diam saja? Ia bahkan bisa memilih sejak awal untuk tetap tinggal di Moab. Rut tidak bersungut-sungut atas keadaannya. Bahkan ia sendiri yang meminta untuk bekerja sebagai pemungut jelai. (ay 2). Rendah? Bagi kebanyakan manusia mungkin ya, namun tidak bagi Rut. Ia mau merendahkan dirinya tanpa mengeluh. Justru Sikap rendah hatinya untuk mengerjakan pekerjaan yang rendah inilah yang membawanya bertemu dengan sang pemilik tanah, Boas, dan kita tahu apa yang terjadi selanjutnya. Rut kemudian menikah dengan Boas, dan dari keturunannya kelak Yesus lahir.
Sikap terpuji Rut membawanya menuai berkat Tuhan yang tidak terhingga besarnya. Kesetiaan, kerendahan hati dan kesederhanaan yang ia miliki ternyata membuat Rut bahagia. Ada begitu banyak pilihan yang sepintas akan membuatnya tidak perlu susah, tapi Rut tidak memilih itu. Pilihan demi pilihan secara tepat ia ambil dan akhirnya kisah Rut berakhir dengan happy ending. Apa yang dilakukan Rut ini sesungguhnya sesuai dengan firman Tuhan. Lewat Mikha kita bisa melihat hal ini. "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8). Rut melakukan ini, dan kita bisa menyaksikan sendiri hasilnya. Meski hidup menjadi sulit, meski pekerjaan rendah dan tidak bisa dibanggakan, namun Tuhan tetap bisa mengubah itu semua menjadi berkat luar biasa jika kita menjalaninya dengan benar sesuai firmanNya.
Mazmur Daud menuliskan "Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah." (Mazmur 37:11). Tidak itu saja, Tuhan juga "memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (149:4). Semua itu terbukti lewat kerelaan Rut melakukan pekerjaan sebagai pemungut jelai tanpa bersungut-sungut, kerelaannya menjalani sulitnya hidup dengan ketabahan. Mungkin diantara kita ada yang saat ini mendapatkan pekerjaan yang rasanya kecil, mungkin rasanya tidak sesuai dengan usaha yang dikeluarkan, mungkin tidak ada apa-apanya dibanding pekerjaan teman-teman lain. Itu bukanlah alasan bagi kita untuk bersungut-sungut, mengeluh, patah semangat, merasa hancur dan sebagainya. Tuhan bisa menurunkan berkatNya dalam keadaan apapun, termasuk memberkati pekerjaan yang awalnya kecil dan tidak ada apa-apanya menjadi besar dan berhasil luar biasa. Semua pekerjaan yang baik, besar atau kecil, akan mendapat berkat Tuhan jika kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Firman Tuhan berkata:"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya." (Kolose 3:23-24). Saya sudah mengalaminya sendiri. Apapun yang menjadi pekerjaan anda hari ini, kerjakanlah sebaik-baiknya dan muliakan Tuhan di dalamnya. Hindari berbuat curang di dalam pekerjaan, hindari melakukan hal-hal yang tidak berkenan di mata Tuhan. Meski kecil sekalipun, Tuhan sanggup merubahnya menjadi berkat luar biasa. Rut sudah membuktikannya, saya sudah membuktikannya, kini giliran anda.
Hal besar seringkali bermula dari sesuatu yang kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar